Jumat, 14 Oktober 2016

LAZADA


LAZADA Indonesia adalah pusat belanja online yang menawarkan berbagai macam jenis produk mulai dari elektronik, buku, mainan anak dan perlengkapan bayi, alat kesehatan dan produk kecantikan, peralatan rumah tangga, dan perlengkapan traveling dan olah raga. LAZADA Indonesia didirikan pada tahun 2012 dan merupakan salah satu cabang dari jaringan retail online LAZADA di Asia Tenggara.
Grup LAZADA International di Asia Tenggara terdiri dari LAZADA Indonesia, LAZADA Malaysia, LAZADA Vietnam, LAZADA Thailand, LAZADA Filipina. Jaringan LAZADA Asia Tenggara merupakan cabang anak perusahaan jaringan perusahaan internet JermanRocket Internet. Rocket Internet merupakan perusahaan inkubator daring yang sukses menciptakan perusahaan-perusahaan online inovatif di berbagai belahan dunia. Berkantor pusat di Berlin, Jerman, proyek yang dimiliki Rocket Internet, antara lain Zalando, TopTarif, eDarling, Groupon (sebelumnya CityDeal)

Awal berdirinya lazada (Kisah Sukses Lazada)

Kisah sukses Lazada berawal dari awal Januari 2012 ketika Rocket Internet yang pusatnya di Berlin mendirikan kantor di Jakarta. Waktu itu hanya memiliki 4 karyawan untuk Lazada. Pada tanggal 15 Maret 2012, website Lazada diluncurkan. Peluncuran ini tidak hanya di Indonesia saja, melainkan Filipina, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Pada awal peluncurannya Lazada memiliki 4000 produk yang dijual dan dibagi menjadi 4 kategori. Dalam kurun waktu satu minggu Lazada mendapatkan customer pertamanya. Customer pertamanya itu memberikan testimoni mengenai kepuasan terhadap layanan Lazada.co.id. Pelayanan yang baik dari segi pembelian sampai dengan aftersales nya membuat Lazada mendapat 1000 pelanggan pada bulan pertamanya, merupakan angka yang cukup fantastis setelah satu bulan dari peluncuran website. Pertumbuhan customer dan supplier yang begitu pesat membuat Lazada membuka kantor baru yang secara khusus untuk menangangi masalah warehouse dan distribusi produk Lazada. Bulan Agustus 2012 Lazada telah merekrut 200 karyawan setelah kerja keras dari awal launching hingga bulan agustus 2012 ini. Perekrutan ini untuk mengimbangi jumlah customer yang semakin banyak dan untuk meningkatkan layanan lazada menjadi lebih baik. Pada tanggal 14 September 2012 Lazada mendapatkan investasi besar dari JP Morgan Asset Management karena melihat potensi Lazada di Indonesia. Kemudian disusul dengan investasi dari Kinnevik, perusahaan investasi asal Swedia menyuntik dana USD 40 juta, dan ditambah lagi suntikan dana oleh Summit Partners sebesar USD 26 juta. Pada akhir tahun 2012 Lazada mengubah desain websitenya agar semakin dinikmati oleh customer maupun supplier dan memberi kemudahan bagi orang yang mencari produk di dalamnya. Pada akhir tahun ini Lazada memiliki 25000 produk yang dibagi ke dalam 13 kategori. Awal tahun 2013 Lazada mendapatkan suntikan dana segar dari Tengelmann, group retail strategis dari Jerman sebesar USD 20 juta.

Model bisnis lazada

Lazada berbeda dengan toko online yang lain seperti tokopediakaskus, atau elevenia. Untuk ketiga toko online tersebut lebih mengedepankan C2C. Hal ini menyebabkan owner marketplace memiliki kesulitan dalam mengontrol aktivitas keduanya. Terlebih lagi dalam penanganan masalah trust customer. Owner marketplace tidak dapat mengontrolnya karena aktivitas langsung dilakukan oleh kedua belah pihak. Owner marketplace hanya menangani masalah payment untuk keduanya sehingga dapat meminimalisir penipuan. Dalam mencetakkisah sukses Lazada, Lazada mengedepankan trust customer dengan merekrut supplier trusted dan memiliki kualitas produk tinggi sehingga tidak mengecewakan pelanggan bahkan meningkatkan kepercayaan kepada Lazada. Konsep yang Lazada jalankan ini merupakan konsep B2C (Business to Customer). Lazada membeli produk dari supplier dan dimasukkan ke dalam warehouse mereka sebagian untuk menjadi stok dan sebagian dijual kepada customer. Dalam kasus ini Lazada dapat mengontrol kualitas produk, distribution hingga aftersales kepada customer.

Shipping

Lazada menggandeng beberapa agen ekspedisi terkemuka dan terpercaya di Indonesia seperti JNE, First Logistics, Pandu Logistics dan LazadaExpress. Dalam proses pengiriman ini dibagi menjadi 3 zona yaitu Zona 1 daerah Jabodetabek dengan biaya pengiriman gratis jika minimum pembelian Rp 100.000,00. Zona 2 daerah selain Jabodetabek dari Indonesia bagian Barat hingga Nusa Tenggara Barat. Pada zona ini biaya pengiriman gratis ketika pembelian diatas Rp 90.000,00 dengan berat produk di bawah 6kg. Zona 3 untuk daerah Indonesia timur meliputi Kalimantan Selatan hingga Papua.

Payment method

Untuk mempercantik kisah sukses Lazada. Lazada menggandeng partner perbankan untuk mengatasi masalah product payment. Pembayaran produk dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu melalui COD, dimana pembayaran dilakukan ketika barang dikirim sampai tujuan kemudian customer membayarnya. Cara yang kedua melalui transfer ke rekening Lazada, dalam hal ini Lazada menggandeng Bank BCA, Bank Mandiri, CIMB Niaga, dan Bank BNI. Pembayaran melalui kartu kredit juga disediakan oleh Lazada.

Akuisisi Lazada Oleh Alibaba

Perusahaan e-commerce besar asal China, Alibaba Group Holding, memutuskan membeli saham US$1 miliar atau setara Rp13 triliun dari Lazada Group. Langkah ini memperlihatkan Alibaba tak ingin hanya jago kandang di China.

Keputusan Alibaba yang begitu agresif ini dilakukan untuk memperluas pasar ke kawasan Asia Tenggara, karena Lazada punya basis konsumen besar di lokasi itu.
Dari kesepakatan ini, Alibaba menggelontorkan investasi baru ke Lazada sebesar US$500 juta dan membeli saham dari sejumlah investor lama, seperti Rocket Internet, Investment AB Kinnevik, dan Tesco. Perusahaan Lazada sendiri kini bernilai US$1,5 milliar, menurut Kinnevik.

Rocket Internet masih memiliki 8,8 persen saham di Lazada, Tesco sebesar 8,3 persen, dan Kinnevik masih 3,6 persen.
Kesepakatan tersebut juga mencakup pilihan bagi Alibaba untuk membeli saham yang tersisa dari investor lain di Lazada dalam kurun waktu 12 hingga 18 bulan setelah kesepakatan ini diselesaikan.

Lazada selama ini dikenal sebagai e-commerce yang menjual produk elektronik dan pakaian di enam pasar Asia Tenggara. Namun, perusahaan ini mengalami kerugian operasi yang tinggi.

Sumber :